Beberapa Fakta Gempuran Israel ke Rumah Sakit Al Shifa Gaza

Estimated read time 4 min read

Rumah Sakit Al Shifa yang terletak di Jalur Gaza Palestina digempur oleh Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) pada Rabu (15/11). Gempuran ini terjadi setelah tentara Israel terus membombardir area sekeliling kompleks rumah sakit selama empat jam terakhir.

Selain itu, gempuran oleh Israel ini juga terjadi ketika RS Al Shifa masih menampung sekitar 650 pasien dan 7 ribu warga Gaza. Sekitar 100 pasien dilaporkan dalam kondisi kritis. Israel diketahui melancarkan penyerbuan ini dengan dalih dan klaim bahwa RS terbesar di Jalur Gaza itu digunakan milisi Hamas sebagai pusat komando dan operasional. Namun sejauh ini belum ada bukti yang membuktikan klaim itu.

1. Geledah Ruangan Hingga Periksa Dokter

Dalam gempuran itu, pasukan Israel menggerebek gedung-gedung utama Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, menginterogasi dokter hingga pasien di fasilitas medis tersebut. Dalam laporan Al Jazeera, tentara Israel disebut menggeledah unit gawat darurat, departemen bedah khusus, hingga ruangan bersalin. Aksi Israel ini bahkan dikawal dengan senjata berat hingga tank. Selama di sana, tentara Israel melakukan operasi pencarian di ruangan kamar demi kamar, koridor demi koridor, bahkan menginterogasi dokter dan staf medis satu per satu.

Tentara Israel juga mendirikan pos pemeriksaan elektronik [metal detector] di beberapa pintu gedung utama rumah sakit dan memanggil orang-orang yang masuk baik itu tim medis, pasien, atau korban luka, untuk melalui pos pemeriksaan itu untuk diinterogasi. Salah satu dokter di RS Al Shifa, Munir al-Bursh, merekam salah satu percakapannya dengan pasukan Israel yang memanggil dokter yang bekerja di dalam fasilitas medis itu.

“Berada di dalam rumah sakit akan menciptakan ketakutan dan histeria di antara pasien di sini,” kata al-Bursh, dikutip Al Jazeera. “Semua lantai rumah sakit penuh dengan orang, dari lantai satu hingga lantai enam. Kalau masuk dan lihat sendiri, Anda akan melihat rumah sakit penuh orang. Unit penerimaan dan operasi penuh dengan pengungsi. Di unit luka bakar, di sisi kanan rumah sakit, penuh dengan pasien dan juga pengungsi,” imbuhnya.

2. Staf Berlarian saat Gempuran Israel

Seorang dokter di Rumah Sakit Al Shifa, Jalur Gaza, Palestina mengatakan para staf berlarian menyelamatkan diri saat pasukan Israel menerobos masuk. Dokter itu mengatakan staf RS berbondong-bondong menjauhkan diri dari jendela agar tak terkena baku tembak Israel dari luar rumah sakit. Di saat yang sama, tank-tank Israel pun menerobos halaman RS Al Shifa.

“[Kami] dibombardir. Penembakan di sekitar dan di dalam rumah sakit,” jelas dokter tersebut kepada Reuters. “Kondisi itu sangat mengerikan hingga bisa merasakan bahwa lokasinya sangat dengan rumah sakit. Kemudian kami menyadari bahwa tank-tank tersebut bergerak di sekitar rumah sakit,” lanjutnya. “Mereka parkir di depan UGD RS.”

3. Hilang Kontak dengan Gedung Lain

Supervisor Departemen Unit Gawat Darurat (UGD) Omar Zaqout mengatakan orang-orang di dalam Rumah Sakit Al Shifa di Gaza kehilangan kontak dengan gedung lain di kompleks rumah sakit. Kata dia, orang-orang berlindung di dalam gedung dan menjauhi jendela serta pintu ketika Israel menyerbu rumah sakit terbesar di Gaza itu. “Kami tidak tahu apa yang terjadi di luar. Yang kami dengar hanyalah ledakan, suara tembakan, jeritan orang lanjut usia, dan tangisan anak-anak,” kata Zaqout dalam wawancara dengan Al Jazeera, seperti dilaporkan CNN, Rabu (15/11).

Baca Juga : Beberapa Negara Terus Mendesak Israel Untuk Melakukan Gencatan Senjata

Zaqout juga mengugkapkan pasukan Negeri Zionis itu menggerebek ke gedung-gedung sekitar UGD. Dia juga menyaksikan orang-orang diborgol, ditelanjangi, dan ditutup matanya. Berdasarkan keterangan seorang jurnalis di Al-Shifa, seorang tentara memerintahkan pria berusia di atas 16 tahun untuk angkat tangan. Mereka digiring keluar gedung dan ditelanjangi untuk memeriksa kepemilikan senjata atau bahan peledak. “Keluar dari gedung menuju halaman dan menyerah,” kata tentara memberikan perintah lewat pengeras suara, menurut keterangan jurnalis di lokasi, seperti dilaporkan AFP.

4. Pertempuran di luar RS Al Shifa

Pertempuran sengit di luar Rumah Sakit (RS) Al Shifa juga berlangsung saat pasukan militer Israel melancarkan serangan ke rumah sakit terbesar di Gaza, Palestina. Reporter kantor berita Palestina Wafa, Khader Al-Za’anoun mengatakan ledakan mengguncang gedung RS Al Shifa menyusul peluncuran roket dan peluru artileri di sekitar rumah sakit.

“Ledakan mengguncang gedung Rumah Sakit Al Shifa … yang dikepung dari empat arah, menyusul peluncuran roket dan peluru artileri di sekitar rumah sakit,” kata Al-Za’anoun melalui pesan teks kepada CNN, dikutip Kamis (16/11). Menurutnya, pasukan Israel telah menyerbu rumah sakit dengan sejumlah besar tentara dan kendaraan militer, termasuk tank, kendaraan lapis baja, pengangkut pasukan, dan buldoser dan mencegah siapa pun untuk pergi.

Sementara itu, dilansir dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan pasukan Israel menembaki divisi perawatan jantung di RS Al Shifa. Tembakan artileri Israel juga menghantam kamar pasien. “Pemboman Israel juga menyebabkan kerusakan material pada departemen bedah khusus di rumah sakit tersebut,” kata kementerian itu melalui Telegram.

You May Also Like

More From Author